"Sebagai orang Kristen, rakyat Vanuatu mencintai rakyat Indonesia, tetapi rakyat membenci pembunuhan orang-orang Melanesia di Papua Barat oleh orang-orang Indonesia".
Ketua Asosiasi Papua Barat Merdeka Vanuatu (VFWPA), Penatua Job Dalesa, membuat pernyataan di atas kemarin setelah VFWPA berhenti sejenak untuk "menunggu dan melihat" bagaimana perkembangan Festival Seni Melanesia setelah peluncurannya minggu lalu.
Kini setelah Direktur Jenderal Melanesian Spearhead Group (MSG), Leonard Louma, memberikan pernyataan yang jelas, Ketua VFWPA juga ingin memperjelas bahwa Panitia Festival tidak mengundang Indonesia dalam program festivalnya.
"Biar saya perjelas bahwa mayoritas penduduk Vanuatu mendukung rakyat Papua Barat untuk merdeka dari Indonesia," katanya.
"Namun karena pembunuhan orang-orang Papua Barat oleh orang-orang Indonesia, perhatian utama kami saat ini adalah keamanan orang-orang Indonesia yang berada di Port Vila saat ini.
"Selama mereka berada di sini, kami tidak dapat menjamin keselamatan mereka. Situasinya sangat sensitif."
Ketua diminta untuk berbicara kepada media karena saksi mata melaporkan bahwa penampilan kelompok Indonesia di Panggung Pinggir Laut (Seafront Stage) dicemooh dengan pernyataan bahwa mereka tidak diundang untuk menjadi bagian dari Festival.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa penampilan grup tersebut tampaknya berhenti di tengah jalan setelah komentar negatif dari "akar rumput" dan grup tersebut pergi ke sebuah kafe di dekatnya.
https://www.dailypost.vu/news/vfwpa-concerned-over-safety-of-indonesians/article_3142ab03-57ed-5f2c-ab5c-ec1bc66afedf.html
