Type Here to Get Search Results !

Diplomat Indonesia di Pentas Politik Global Bertindak seperti Raskol

Peristiwa penyamaran yang dilakukan oleh utusan diplomat Indonesia (dua anak muda Indonesia: Gerry dan John) dalam peluncuran VISI Negara Hijau West Papua atau GREEN STATE VISION di Glasgow, Skotlandia — Inggris (04/11) ini memalukan sekali. Mereka bertingkah seperti badut, hendak mengganggu kegiatan, sehingga langsung diamankan oleh pihak keamanan. Itu memalukan sekali! 

Yang saya mau singgung disini adalah, begini:

Di forum internasional (PBB), ketika Indonesia disoroti habis-habisan oleh para pemimpin Negara negara-negara Melanesia — Pasifik tentang kondisi dan situasi di West Papua, tetapi untuk merespon sorotan itu Indonesia selalu memajukan diplomat-diplomat muda dalam tanda kutip ‘anak-anak kecil’ untuk menanggapinya (semisal di sesi hak jawab).

Padahal, jika dilihat, yang menyoroti Indonesia tentang West Papua ini adalah para pemimpin (leader) dari negara-negara Melanesia—Pasifik (orang setingkat kepala negara) yang menganggap apa yang mereka soroti adalah hal yang serius, tetapi itu direspon balik oleh diplomat-diplomat muda ‘anak-anak kecil’ 

— Ini apa maksudnya? Apakah itu sebagai sikap anggapan remeh Indonesia terhadap apa yang disoroti oleh para pemimpin Melanesia—Pasifik ini? ataukah itu sikap berpura-pura tidak mengerti? atau..... karena tidak berani untuk memajukan orang-orang setingkat kepala negara (paling tidak menteri luar negerinya) untuk menanggapinya?

Hal yang sama mirip juga ditunjukkan Indonesia dalam forum peluncuran “Green State Vision” kemarin (04/11) di Glasgow. Indonesia mengutus dua orang anak muda ‘anak kecil’ (mungkin utusan Menlu/BIN) menyamar sebagai wartawan dengan satu misi yaitu: MENGGANGGU peluncuran GREEN STATE VISION. Tetapi sayang sekali, sesi peluncuran Green State Vision telah didahulukan, sehingga telah sukses diluncurkan oleh Interim Presiden, Hon. Benny Wenda dan Sekjen PCC James Bhagwan, diikuti oleh pembicara dan tamu undangan yang hadir.

Di akhir sesi, ruang diberitakan kepada wartawan, yang kemudian langsung disambut oleh dua orang utusan Indonesia itu, kemudian melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang redaksinya adalah tidak jauh berbeda dengan narasi yang biasa dipakai elit-elit Jakarta saat berbicara tentang Papua. Karena terbaca yang bertanya itu adalah wartawan gadungan yang telah menyusup, langsung dijawab oleh pembawa acara, Mr. Oridek Ap yang juga adalah Kepala Misi Pemerintah Sementara West Papua (ULMWP) untuk Uni-Eropa. Oridek mengatakan, jawabannya simpel: “West Papua diduduki oleh Indonesia / West Papua occupied by Indonesia.”

Wartawan itu kemudian merespon balik dengan bertingkah aneh seperti badut🤡, akhirnya ketahuan kemudian ditegur oleh Mr. Ap. Pertanyaan wartawan berikut adalah oleh orang dengan misi yang sama, tetapi ini sedikit berbeda dimana dia berbicara sedikit lantang dan bertingkah sama anehnya dengan wartawan gadungan sebelumnya, akhirnya itu diamankan langsung oleh pihak keamanan Inggris.

Pernyataan-pernyataan konyol dan tingkah aneh yang ditunjukkan dua badut Indonesia itu direspon langsung oleh Sekretaris Jenderal Konferensi Gereja-Gereja Pasifik (PCC), James Bhagwan, Anggota Parlemen Inggris dan Ketua All-Party for West Papua, Alex Sobel MP, Koordinator Gerakan Masyarakat Adat untuk Penentuan Nasib Sendiri dan Pembebasan (IPMSDL) Filipina, Beverly L. Longid.

Ini kan sebenarnya memalukan sekali. Indonesia mengutus anak-anak kecil untuk bertindak (bermain kucing-kucingan), tetapi sayang sekali, anak-anak kecil yang diutus itu selalu mendapat tamparan keras oleh dunia. Bayangkan saja kalo itu adalah orang setingkat kepala negara, pasti ditelanjangi di hadapan dunia — Jadi mungkin juga ini alasannya mengapa orang setingkat kepala negara selalu disembunyikan dibelakang layar karena takut dipermalukan!? 

Kadang saya bertanya begini, kenapa Indonesia tidak melakukan hal-hal ini dengan cara-cara yang terhormat dan bermartabat sebagai negara? entahlah...

Akhir kata, Iman kami bangsa Papua adalah bahwa: Cepat atau Lambang, Indonesia akan ditelanjangi dan dipermalukan dihadapan dunia, dan NKRI akan hancur berkeping-keping.

“Secepat-cepatnya kebohongan berlari, kebenaran akan selalu dapat mengejar dan mendahuluinya”. (Apeldoorn, C.G.L. & R. van Riet. 1994.

WaSalam....

#WestPapua #ProvisionalGovernment #GreenStateVision #ClimateJustice #COP26 #FreeWestPapua

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Hollywood Movies