Type Here to Get Search Results !

Tiga Racun dalam Kampanye Free West Papua (2)

Jenderal WPRA Amunggut Tabi menyatakan dalam salah satu pengarahan kepada pasukannya di Markas Pusat Tentara Revolusi Papua Barat (WPRA) di Desa Yako, Papua Nugini bahwa ada tiga racun yang telah menghancurkan kampanye kita untuk membebaskan Papua Barat yaitu egoisme, bergosip, dan ketakutan.

Racun pertama telah kita bahas di artikel sebelumnya. Sekarang kita melihat racun kedua yang disebut “Nabok-Kabok”, yang secara harfiah berarti, berbicara tentang Anda dan pada saat yang sama berbicara tentang saya. Ini adalah racun sosial pertama, berasal dari racun pribadi pertama: ego.

Racun kedua disebut “Nabok-Kabok” dan “Nebi-Kebi”

Dalam bahasa Lani Papua Barat kita sebut “nabok-kabok” menceritakan cerita buruk tentang orang lain. Artinya “bergosip”, berbicara tentang sesama manusia, dan berbicara tentang orang lain tanpa dasar dan fakta yang jelas, kita hanya bergosip, berbicara tanpa dasar manusia lain. Kami menyebarkan kebencian, kecurigaan, dan menciptakan ketegangan dengan menyebarkan informasi yang salah atau tidak berdasar tentang orang lain dan tentang apa yang mereka lakukan.

Konsep Lani tentang "gosip" secara harfiah berarti saya menyebarkan gosip tentang Anda dan Anda juga menyebarkan gosip tentang saya. Ada dinamika timbal balik, sebab dan akibat, memberi dan menerima, tindakan keseimbangan alam terjadi secara otomatis.

Ada kebencian dalam gosip dan ada kebohongan pada gosip, keduanya disebabkan oleh “an-an”, racun sebelumnya yang sudah kita bahas. Gosip adalah informasi tidak berdasar dan tidak berdasar tentang sesuatu terhadap seseorang. Tujuan bergosip adalah untuk merendahkan seseorang yang sedang bergosip, dan merendahkan apapun yang mereka lakukan dan bahkan siapa pun mereka.

Selain kebohongan dan kebencian dalam bergosip, ada juga unsur fitnah dalam bergosip, yaitu menyebarkan informasi palsu tentang orang lain atau sesuatu. Kebanyakan gosip mengandung fitnah, tetapi ada juga gosip yang mengandung kebenaran. Masalahnya di sini adalah tujuan bergosip, bukan pada apakah informasi itu benar atau salah.

Dalam bahasa Lani disebut “nabok-kabok“ yang artinya secara psikologis, bahwa ketika saya bercerita tentang orang lain, saya juga bercerita tentang diri saya kepada orang lain. Dengan kata lain, dengan bergosip, saya menunjukkan kepada orang lain siapa saya. Jika saya menceritakan cerita buruk tentang orang lain dalam gosip saya, maka saya sama buruknya dengan gosip. Jika saya seekor anjing, saya akan menggonggong, saya tidak akan bersiul. Sesederhana itu. Jika saya memiliki masalah, saya akan selalu berbicara tentang masalah.

Nabok-Kabok dalam Kampanye Papua Barat Merdeka

Tidak ada waktu untuk menyebut gosip di antara para pemimpin, aktivis dan organisasi Papua Barat yang telah terjadi di sepanjang perjuangan kemerdekaan kita, tetapi kami ingin fokus pada apa yang terjadi sekarang, per Oktober 2020.

Ada gosip dari ULMWP bahwa Octovianus Motte tidak suka dan tidak menerima Benny Wenda sebagai ketua Pengurus ULMWP, oleh karena itu, dia sedang membuat dan mengorganisir kelompok lain untuk melawan ULMWP pada umumnya dan Benny Wenda.

Ada gosip bahwa Indonesia menggunakan TPN PB OPM untuk menghancurkan ULMWP dan Kampanye Papua Merdeka, dan di saat yang sama, TPN PB OPM juga menyalahkan ULMWP adalah organisasi sponsor Indonesia yang bertujuan untuk menghentikan Papua Barat dari kemerdekaan.

Ada gosip bahwa Tentara Papua Barat adalah komando militer yang disponsori Indonesia, dan pada saat yang sama semua komandan yang tergabung dalam Tentara Papua Barat menyalahkan TPN PB OPM karena sepenuhnya didanai oleh BIN dan Kopassus Indonesia.

Ada gosip bahwa "Grup Bintang 14" atau NRFPB sudah dalam kendali penuh ULMWP dan bahwa pada akhirnya Papua Barat yang merdeka dan merdeka bukanlah Republik Papua Barat tetapi akan menjadi Republik Melanesia Barat.

Ada juga gosip bahwa Buktar Tabuni dan Lukas Enembe sudah menandatangani kesepakatan untuk menerima dialog yang akan dilakukan antara Indonesia dan Jakarta.

Ada gosip Jeffry Bomanak dibayar penuh oleh Indonesia, dia mendapat gajinya dari Konsulat Indonesia di Vanimo dan Port Moresby. Begitu juga ada gosip bahwa WPRA dan WPA dibayar penuh oleh Indonesia melalui berbagai kegiatan bisnis yang dilakukan di Papua Barat.

Ada gosip bahwa Menase Tabuni dan Markus Haluk dibayar oleh Indonesia di dalam ULMWP untuk menghentikan kemerdekaan penuh Papua Barat.

Daftarnya bisa berlanjut hingga ratusan bahkan ribuan gosip yang tersebar di sekitar Melanesia di Papua Barat. Kami menyebut semua ini "gosip", dan banyak di antaranya berisi fitnah atau fitnah

Pencemaran nama baik (juga dikenal sebagai fitnah, fitnah, fitnah, fitnah atau perdagangan) adalah komunikasi lisan atau tertulis dari pernyataan palsu tentang orang lain yang secara tidak adil merusak reputasi mereka dan biasanya merupakan gugatan atau kejahatan.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Hollywood Movies