Type Here to Get Search Results !

HANYA DUA KELOMPOK BERSENJATA DI PUNCAK JAYA | tabloidjubi.com

HANYA DUA KELOMPOK BERSENJATA DI PUNCAK JAYA | tabloidjubi.com

Jayapura, 6/8 (Jubi) – Kepolisian Daerah (Polda) Papua memetekan kelompok bersenjata yang ada di Wilayah Puncak Jaya, Papua. Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya mengatakan, hanya ada dua kelompok bersenjata di wilayah tersebut yakni kelompok Goliat Tabuni (GT) dan Puron Okinam Wenda (POW atau PW).

“Di Puncak Jaya dan sekitarnya hanya ada dua kelompok bersenjata yakni GT dan POW atau PW. Hanya saja jaringan ini memiliki kelompok kecil yang ada di bawa mereka. Misalnya saja kelompok yang dipimpinan Leka Telenggen, itu dibawah komando GT. Namun Kelompok GT dan POW sendiri tidak satu garis komando. Mereka berjalan masing-masing. Tidak bersama meski keduanya mengusung ideologi kemerdekaan. Hanya saja kita masih mempertanyakan, apakah mereka berjuang murni ideologi atau tidak,” kata I Gede, Selasa (6/8).

Menurutnya, Goliat Tabuni tidak ingin berada di bawa komando Puron Wenda begitupula sebaliknya Puron Wenda tidak ingin berada di bawa Goliat Tabuni. Wilayah operasi Goliat Tabuni adalah Tinggi Neri dan sekitarnya. Sementara Puron Wenda di wilayah Filia sekitar bukit Puncak Senyum.

“Salah satu akar masalah penyerang Polsek Pirime adalah POW ingin membuktikan jika dia bisa melakukan atau beroperasi tanpa bantuan GT karena saat itu GT sedang mendeglarasikan diri sebagai Panglima Tunggal. Dua orang yang ditembak oleh anggota TNI lalu itu anggota PW dan didapati sedang membawa senjata. Ternyata senja itu milik Almarhum Kapolsek Dominggus Awes. Artinya keduanya selain memegang senjata ilegal juga terlibat penembakan terhadap Almarhum Dominggus Otto Awes 2011 lalu,” ujarnya.


Dikatakan, kelompok Porun Wenda lebih brutal karena ekstensinya agar memiliki bargening dan ingin menunjukkan keberadaanya. Puron Wenda ingin membuktikan kepada Goliat Tabuni jika kelompoknya juga bisa beregerak sendiri.

“Rambo juga ada dua. Ada Rambo dari kelompok POW dan ada juga Rambo dari kelompok GT. Rambo kan hanya julukan. Kalau ada pertanyaan kenapa Puncak Jaya ribut terus, ya karena dua kelompok ini yakni GT dan PW masih eksis. Kalau kedua kelompok ini masih eksis masalah Puncak Jaya tidak akan selesai dan caranya, kita melakukan pendekatan pesuasif. Kalau kita mau penyergapan besar-besaran kita bisa dipilntir lagi melanggar HAM. Keduanya punya wilayah masing-masing. GT memiliki maksimal 10 senjata dan PW 16 senjata. Senjatanya biasa saj, hanya saja mereka menang medan. PW yang pegang senjata arsenal dan itu yang digunakan saat penyerangan Polsek Pirime lalu,” tandas I Gede.

Sementara itu Direktur Baptis Voice Papua, Matius Murib mengatakan, dirinya prihantin dengan aksi penembaka terhadap ambulance lalu yang menewaskan tiga warga sipil.

“Pelaku harus ditangkap agar semua jelas, siapa yang ada dibalik itu semua karena korban adalah masyarakat sipil. Kapolda merespon baik hal ini. Ketiga orang yang menjadi korban penembakan itu adalah warga sipil yang berprofesi sebagai manteri,” kata Matius Murib. (Jubi/Arjuna)
Enhanced by Zemanta

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Hollywood Movies